PERTOLONGAN PERTAMA PADA BURUNG SAKIT
10 Jan 2014
0
komentar
Sebagian besar penyebab kematian burung,
menurut Drh Dharmojono, langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh
malnutrisi (kekuranglengkapan gizi) dan stres. Banyak pemelihara memberi
makan burungnya cukup banyak kadang malah berlebihan, tetapi mutunya
rendah dan monoton sehingga dapat terjadi defisiensi (kekurangan sesuatu
zat nutrisi).
Drh Dharmojono yang berpengalaman sebagai
konsultan permasalahan burung di Majalah Infovet tersebut mengatakan
stres pada burung dapat disebabkan oleh buruknya higiene,
perubahan-perubahan suhu yang cepat, atau trauma baik fisik maupun
psikis. Baik penyakit karena defisiensi zat nutrisi ataupun karena stres
berjalan lama dan menyebabkan burung merana. Pada suatu saat sampai
kepada ambang batas kemampuan daya tahan tubuh, yang menurut kita
ditemukan “sekonyong-konyong mati” atau “mati mendadak”!
Karena naluri menghadapi evolusi satwa,
burung berusaha menyembunyikan kelemahannnya. Bahkan, menurut para
pakar, burung adalah hewan yang paling pandai menyembunyikan
kelemahannya agar selamat dari musuhnya atau yang lebih kuat dalam
kelompok-nya. Dalam keadaan sakit pun burung pandai menyembunyikannya
sehingga seolah-olah sehat agar musuhnya tidak berani menyerangnya.
Namun demikian, apabila kita jeli dan teliti sekali mengamatinya mungkin
kita dapat mengetahui secara dini apakah burung itu sehat atau sakit.
Berikut adalah upaya untuk mengetahui status kesehatan burung. Burung yang tidak sehat menunjukkan ciri-ciri tertentu.
PENGENALAN PENYAKIT MELALUI FACES, URINE DAN URET
.
+PERTOLONGAN PERTAMA PADA BURUNG SAKIT
Seperti juga pada kesehatan manusia, pertolongan pertama perlu pula dilakukan terhadap burung yang sakit akibat terluka atau bila burung menunjukkan gejala akan terserang suatu penyakit. Untuk itu, perlu disiapkan beberapa peralatan di dalam sebuah kotak khusus. Peralatan itu antara lain sebagai berikut: (Tabel 2).
TABEL 2. BAHAN DAN ALAT DALAM TINDAKAN PERTOLONGAN BESERTA FUNGSINYA
Selain itu, diperlukan juga lampu
penghangat berupa sebuah lampu pijar (bohlam) berkapasitas 40—60 watt
atau sebuah lampu infra merah. Jika burung peliharaan menunjukkan gejala
sakit maka dapat langsung diberikan pertolongan sementara sebelum
dibawa ke dokter hewan. Tindakan pertolongan ini meliputi beberapa hal.
1. Memberikan kehangatan pada tubuh burung
Burung yang sakit diisolasi, dipisahkan
dari burung lain yang sehat. Burung itu dimasukkan ke dalam sebuah
sangkar yang telah diberi alas koran. Disediakan sedikit minum. Berikan
kehangatan pada tubuh si burung melalui lampu pijar berkapasitas 60
watt. Untuk mengurangi sinar dari lampu dapat diberikan penghalang
berupa kain atau kertas. Perlu diperhatikan agar bahan penghalang sinar
lampu ini tidak mudah terbakar, suhunya pun sebaiknya tidak melebihi 37°
C.
2. Memberikan pakan ekstra
Berikanlah pakan ekstra yang mempunyai
kandungan gizi tinggi, seperti kroto basah, madu, susu, daging, atau
hati tergantung pada jenis burungnya. Pakan ini diberikan dalam bentuk
bubur (jus). Jika burung menolak untuk makan sendiri maka harus
dipaksakan, dicekokkan langsung ke mulutnya dengan memakai alat spuit.
Hal ini sebaiknya dilakukan dengan hati hati agar tidak salah memasukkan
pakan ini ke saluran pernapasan.
3. Memberikan minuman
Burung yang sedang sakit akan jarang
minum. Padahal, pada saat sakit burung akan lebih banyak buang air
dengan kondisi feses yang lebih encer sehingga dapat menyebabkan
dehidrasi (hilangnya cairan tubuh). Keadaan seperti ini dapat diatasi
dengan cara memberikan pakan yang banyak mengandung air, misalnya buah
pepaya. Dengan cara ini maka bahaya dehidrasi dapat diperkecil.
4. Memberikan ketenangan
Burung yang sakit juga membutuhkan ketenangan lingkungan. Dengan lingkungan yang tenang maka bahaya stres dapat diperkecil
karena stres akan memperburuk kondisi
tubuh burung. Sebaiknya dihindari pandangan dan suara manusia, burung,
hewan lain, atau benda apa pun yang dapat menimbulkan gangguan pada
burung yang sakit.
Other Related Articles
INFO LAINNYA :